Selamat Datang di Blog Materi Pelajaran.
Pada artikel kali ini , kami akan membahas tentang "Cerita Rakyat Timun Mas". Bagi yang suka membaca kisah cerita rakyat.
Cerita Rakyat Timun Mas
Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama
mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni
tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar
bisa membantunya bekerja.
Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk
mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat
besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau
mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni.
“Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia
untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak
mempunyai anak”.
Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya
anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun.
Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun.
Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan
mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah
usianya enam tahun”.
Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat
lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian
mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang
sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama Timun Mas.
Semakin hari Timun Mas semakin tumbuh besar, dan mbok
Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya
bisa selesai dengan cepat karena bantuan Timun Mas.
Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk
menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan Timun Mas.
Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi.
Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun
setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.
Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu
tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa
si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam
mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar Timun Mas menemui
petapa di Gunung.
Pagi harinya mbok Sarni menyuruh Timun Mas untuk
segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, Timun Mas kemudian
bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat
buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
“Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”,
perintah petapa. Kemudian Timun Mas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan
bungkusan dari sang petapa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji.
“Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”,
teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku
ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang
kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan
akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana Timun Mas?”, teriak si raksasa.
Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus,
maka Timun Mas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah
aku jika kau bisa!!!”, teriak Timun Mas.
Raksasa pun mengejarnya, dan Timun Mas mulai
melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang
mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun
tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas
juga, dan mulai mngejar Timun Mas lagi. Lalu Timun Mas menaburkan kantong kedua
yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi
dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si
raksasa terus mengejar.
Kemudian Timun Mas membuka kantong ketiga yang berisi
garam. Seketika itu hutan pun menjadi lautan yang luas. Tetapi lautan itu
dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Mas akhirnya menaburkan
terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa
tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasa pun mati.
Timun Mas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena
sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Mas dan Mbok Sarni
hidup bahagia dan damai.
No comments:
Post a Comment